Pengertian Talqin Dzikir dalam Pandangan Tasawuf

Apa Itu Talqin ?

Pengertian Talqin Dzikir dalam Tasawuf

Gerakan Dzikir jahar 7 lathifah
Gerakan Dzikir jahar 7 lathifah

Dalam tradisi tasawuf, talqin dzikir secara harfiah berasal dari kata laqqana yulaqqinu yang berarti memberi pelajaran. Istilah ini merujuk pada proses pembimbing dan pengajaran khusus mengenai amalan dzikir kepada seorang murid oleh

seorang pembimbing spiritual (mursyid) di dalam tarekat (jalan spiritual).

Talqin dzikir bukan sekadar menyampaikan lafaz dzikir (ucapan zikir) kepada murid, melainkan proses yang lebih mendalam, meliputi:

  • Pengajaran: Mursyid memberikan pemahaman dan bimbingan tentang makna, hakikat, dan adab dalam berdzikir.
  • Penanaman: Mursyid berupaya menanamkan kesadaran dan kekhususan kepada murid ketika berdzikir, sehingga dzikir tersebut tidak sekedar ucapan di lisan, namun juga menembus ke dalam hati.
  • Penyambungan: Dalam beberapa tarekat, talqin dzikir diyakini sebagai proses penyambungan spiritual (secara ruhani) antara murid dengan mursyid, serta dengan para guru tarekat sebelumnya hingga sampai kepada Nabi Muhammad SAW.

Dengan demikian, talqin dzikir dapat dipahami sebagai:

  • Pemberian ijazah (izin) untuk mengamalkan dzikir tertentu dari mursyid kepada murid.
  • Pintu gerbang untuk memasuki jalan spiritual yang ditempuh para salihin (orang-orang shalih).
  • Metode pembinaan ruhani yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Penting diketahui:

  • Talqin dzikir tidak bisa dilakukan sembarang orang, melainkan oleh mursyid yang memiliki kualifikasi khusus dan sanad (silsilah) keilmuan yang jelas.
  • Talqin dzikir bukanlah hal yang wajib dalam berdzikir, namun dianggap sebagai metode yang efektif dalam pembinaan spiritual bagi sebagian kalangan.
  • Hukum talqin dzikir menjadi perdebatan di kalangan ulama, namun selama dilakukan sesuai syariat Islam dan tidak mengandung hal-hal yang bid’ah (perbuatan baru dalam agama), maka tidak dilarang.

KALIMAT “TALQIN” YANG DITAKUTI OLEH SEBAGIAN ORANG….

Ada 4 macam tanggapan ketika orang mendengar kalimat TALQIN:

1. Tidak tau sama sekali

2. Benci karena menganggap itu bid’ah

3. Takut karena itu untuk orang yg sudah mati

4. Ingin ditalqin karena itu wajib.

Disini akan dibahas sepintas tentang dalil hukum TALQIN

Berdasarkan sabda Rasulullah saw:

ﻟﻘﻨﻮﺍ ﻣﻮﺗﺎﻛﻢ ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ (ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ)

Talqinlah orang-orang yang mati dari kalian dengan ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ (HR. Muslim)

Kalimat MAUTAA (ﻣﻮﺗﻰ) dari hadits tersebut mengandung 4 makna:

1. Orang yang sedang sakarot maut

2. Orang yang sudah mati dikubur

3. Orang yang masih hidup yang pasti akan mati artinya belum mati atau masih sehat

4. Orang yang hati nya mati

Karena … kalimat ﻣﻮﺗﻰ adalah isim fa’il jama ‘dari kalimat mufrod ﻣﻴﺖ.

Isim fa’il sesuai dengan kalimat fi’il nya, mengandung makna zaman madhi (sudah), zaman hal (sedang), zaman istiqbal (akan).

Berarti:

1. Talqinlah orang yang sudah mati ..

– Yaitu dengan membaca talqin di atas kuburan jenazah yang baru meninggal.

– Hukumnya sunnah.

– Yang mentalqin siapa saja ustadz yang sudah biasa.

– Hasilnya … mudah-mudahan.

– Karena tidak terjamin sesudahnya di talqin, mayit bisa menjawab pertanyaan munkar nakir.

Kaifiyah nya ada di kitab Fathul Mu’in

(i’anatuttholibin juz 2. Fasal Solat Alalmayyit)

2. Talqinlah orang yg sedang sakarotulmaut ..

– Yaitu menuntun orang yang sedang sakarot dengan ﻻﺍﻟﻪ ﺍﻻﺍﻟﻠﻪ.

– Hukumnya sunnah

– Yang mentalqin siapa saja yang bisa.

– Hasilnya mudah-mudahan

– Karena banyak yang sakarot ditalqin tidak bisa mengucapkan ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ.

3. Talqinlah orang yang akan mati (masih hidup) yang merasa yakin satu saat akan mati.

– Artinya talqin masih sehat supaya hati selalu selalu tertanam nama Alloh selama hidup didunia sampai akhir hayat

4. Talqinlah orang yang mati yang dimaksud adalah mati hatinya supaya hidup dengan dzikir kepada Alloh.

Talqin bagi yang masih hidup.

– hukumnya wajib.

– yang mentalqin adalah orang yang hati nya hidup selalu berdzikir kepada Alloh, yaitu Ahluttalqin atau mursyid (waliyulloh yang mendapatkan ijin untuk menyampaikan TALQIN DZIKIR, dari gurunya dari gurunya, dari gurunya, sampai ke Rasulullah saw).

– hasilnya / fungsinya:

1. Supaya dawam dzikir dengan bimbingan

2. Supaya selalu bersyukur

3. Supaya bersih hati dengan berdzikir

4. memperbaharui iman dengan ﻻﺍﻟﻪ ﺍﻻﺍﻟﻠﻪ

5. Menghancurkan dosa dengan

ﻻ ﺍﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ

6. Supaya hidup hati dengan Dzikir (ingat kepada Alloh) dimanapun berada.

Karena yang enam ini maka hukumnya wajib .

ﺍﺫﺍ ﺫﻛﺮﺗﻨﻲ ﺷﻜﺮﺗﻨﻲ ﻭﺍﺫﺍ ﻧﺴﻴﺘﻨﻲ ﻛﻔﺮﺗﻨﻲ

Jika kamu dzikir kepada-Ku berarti kamu syukur kepada-Ku. Jika kamu lupa dengan-Ku berarti kamu kufur dengan-Ku.

(Hadits Qudsi)

ﻟﻜﻞ ﺷﻲﺀ ﺻﻘﺎﻟﺔ ﻭﺻﻘﺎﻟﺔ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ

“Segala sesuatu ada pembersihnya sedangkan Pembersih hati adalah dzikrulloh”

ﺟﺪﺩﻭﺍ ﺍﻳﻤﺎﻧﻜﻢ ﺑﻜﺜﺮﺓ ﻗﻮﻝ ﻻ ﺍﻟﻪ ﺍﻻ ﺍﻟﻠﻪ

“Perbaharui iman kalian dengan banyak kalimat kalimat ﻻﺍﻟﻪ ﺍﻻﺍﻟﻠﻪ.”

Dari Abu Hurairoh ra, sebenarnya Rasulullah saw bersabda:

ﻳﺎ ﺍﺑﺎ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻟﻘﻦ ﺍﻟﻤﻮﺗﻰ ﺷﻬﺎﺩﺓ ﺍﻥ ﻻ ﺍﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺎﻧﻬﺎ ﺗﻬﺪﻡ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﻫﺪﻣﺎ

“Wahai Aba Hurairah talqinlah orang yang sedang mati dengan menghancurkan dosa dengan sehancur – hancurnya.”

ﻗﻠﺖ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻫﺬﻩ ﻟﻼﻣﻮﺍﺕ ﻓﻜﻴﻒ ﻟﻼﺣﻴﺎﺀ؟

ﻗﺎﻝ ﻫﻲ ﺍﻫﺪﻡ ﻭﺍﻫﺪﻡ

“Aku berkata: yaa Rasulullah … ini untuk orang-orang yang mati, bagaimana untuk orang-orang yang masih hidup?, Rasulullah saw bersabda: “Menghancurkan dosa, menghancurkan yang masih hidup, menghancurkan dosa dan menghancurkan dosa.”

(Riwayat Hadits Hasan Mursal Ibnu Abiddunya)

* Bagi yang merasa akan mati wajib ditalqin.

* Bagi yang merasa tidak akan mati terserah ….

* Bagi yang merasa hatinya tidak wajib ditalqin

* Orang yang hangatnya selalu hidup dengan Dzikir fantasi Ahluttalqin yang berhak menyampaikan talqin. Dalam Kitab Miftahush Shudur :

ﻭﺍﻟﺬﻛﺮ ﻻ ﻳﻔﻴﺪ ﻓﺎﺋﺪﺓ ﺗﺎﻣﺔ ﺍﻻ ﺑﺎﻟﺘﻠﻘﻴﻦ

“Dzikir tidak akan berfaidah dengan sempurna kecuali dengan dzikir ditalqin.”

Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani q.s : ” Maka wajiblah bagi setiap muslim untuk mencari kehidupan hati bangsa ukhrowi dari ahli talqin sebelum wafat”

Semoga kita semua yg mengamalkan kalimah toyyibah menjadi ahli “Laa illaaha illallaah” ketika ajal menjemput dan di kumpulkan bersama para kekasih Allah di Surga-Nya (Allah SWT)

Aamiin Allohumma Aamiin ..

You cannot copy content of this page