Tata cara pelaksaksanaan Sholat ‘idul fitri

Adab danTata cara pelaksaksanaan (kaifiyyah) Sholat ‘idul fitri

ADAB ATAU TATAKRAMA ‘IDUL FITRI

  1. Melakukan persiapan menyambut hari raya ‘idul fitri sesuai kebutuhan dan kemampuan.
  2. Di malam hari hidupkanlah dengan takbir, tahmid dan tahlil walaupun sedang masak di dapur, asal jangan di tempat najis. Rosulullah saw. Bersada sebelum sholat ‘: “barangsiapa menghidupkan dua malam hari raya (‘idul fitri dan ‘idul adlha) dan malam nishfu syaban, maka tidaklah mati hatinya ketika umumnya hati (manusia) mati”.
  3. Sebelum sholat ‘id disunnahkan mandi, memotong kuku, bercukur, berhias (tajamul) dengan pakaian yang paling bagus dan bersih, tidak selalu harus yang baru dan mahal serta memakai minyak wangi (taththoyya) yang tidak erakohol.
  4. Disunnatkan sarapan pagi (futhur) sebelum  berangkat dan lebih afdlol dengan kurma dengan jumlah ganjil.
  5. berangkat sebaiknya berjalan kaki melalui rute yang berbeda antara pulang dan pergi. Selain Imam, disunnahkan segera berangkat ba’da sholat  shubuh sambil bertakbir jahar (dikeraskan)
  6. Saling memberi selamat (tahniah) dengan do’a: “taqobalalloohu minna wa minkum (semoga Allah menerima amal kami dan amalmu).” Yang dijawab dengan: “taqoballoohu mingkum ahyakumulloohu kullu amin wa antum bikhoir”
  7. Perbanyak sedekah kepada kaum dlu’afa (lemah) terutama kepada anak yatim terlebih kepada anak yatim piatu.
  8. bersilaturahmi antar sesama muslim
  9. Dengan yang muhrim disunnahkan bersalaman (mushafahah)

TATA CARA SHOLAT SUNNAH ‘IDUL FITRI

Sholat ‘idul fitri hukumnya Sunnat Mu’akad. Waktu pelaksanaannya antara terbit matahari dengan tergelincir matahari (zawal). Sholat dilakukan keadaan suci, bersih dari hadats dan najis baik pada badan, pakaian maupun tempatnya seagaimana syarat sah sholat lainnya. Adapun tatacaranya seagai berikut:

  1. Takbiratul ihrom dengan niat sholat sunnat ‘idul fitri dua roka’at, misalnya melafalkan usholli sunnatan li’idil fitri rok’ataini (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala.
  2. Setelah takbiratul ihrom dilanjutkan dengan membaca do’a iftitah
  3. Pada roka’at pertama, takbir 7 kali selain takbiratul ihrom dan takbir intiqol akan ruku. Dengan bacaan takbirnya: “Subhanalloh wal hamdulillahi  wa laa ilaaha illalaahu Allahu Akar.”b
  4. Setelah 7 kali takbir, disunnahkan ta’awudz (sir/pelan) yang dilanjutkan dengan membaca surat al-fatihah dengan jahar (bagi imam). Setelah itu makmum membaca ta’awudz dan al-fatihah  baik pada roka’at pertama maupun kedua.
  5. Setelah al-fatihah, imam membaca al-qur’an surat lain. Pada roka’at pertama membaca surat al-‘ala atau surat qof dan pada roka’at kedua membaca surat al-ghosyiah atau surat iqtarobat al-sa’ah (QS.Al-Qomar) atau surat lainnya.
  6. Pada rokaat kedua membaca takbir 5 kali (selain takir intiqal ketika berdiri dari sujud roka’at pertama dan selain takbir ketika akan ruku pada roka’at kedua).
  7. Setelah selesai sholat idul fitri dua roka’at dilanjutkan dengan khutbah idul fitri. bAgi jamaah disunnahkan mendengarkan, memperhatikan dan  menyimak, khutah yang disampaikan khotib sampai dengan selesai khutbah ke dua, karena khutbah dalam sholat idul fitri berjamaah merupakan rangkaian ibadah sunah yang mesti diikuti.

PUASA SYAWWAL

Puasa syawal selama enam hari memiliki faidah yang penting. Dari Imam Abu Hurairah ra. Dan Imam Abu Ayyu r.a. Rosulullah saw. bersada : “barangsiapa berpuasa romadlon, lalu disambung dengan enam hari puasa syawal, maka ia dianggap berpuasa setahun penuh” (H.R.Imam Muslim r.a)

Namun, bagi yang memiliki kewajiban mengkodlo puasa, maka laksanakan puasa kodlo dahulu. Jikalau ini dilaksanakan maka selain puasa kodlo wajib terlaksana maka puasa sunnat syawal enam hari dapat terlaksana pula (pardu kasambut sunnat kalampah)

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar

You cannot copy content of this page