Miqat dalam Ibadah Haji dan Umroh

Miqat 

Miqat ada dua macam:

  1. Miqat Zamani: ketentuan batas waktu untuk tanggal 1 sampai tanggal 10 dzulhijjah. Kalau menjalankan ihram diluar bulan tersebut, maka ihramnya menjadi ihram umrah.
  2.  Miqat Makani: yaitu ketentuan batas tempat wajib memakai pakaian ihram. Orang yang tempat tinggalnya di tanah haram (mekkah) bila akan mengerjakan umrah terlebih dahulu harus keluar dari tanah haram ke tanah halal. Tanah halal yang biasa untuk berumrah ialah miqatnya di jir’anah, tan’im dan hudaibiyyah.

Dan bagi orang yang datangnya dari luar tanah haram, mulai ihramnya ditentukan dengan  5 tempat untuk miqat:

  1. Dzulhulaifah, yang sekarang disebut Bir Ali. Ini adalah miqat bagi orang-orang yang datang dari jurusan madinah.
  2. Juhfah (dekat rabih sekarang) adalah miqat bagi orang yang datang dariaa mesir, syam, maghribi dan negeri yang berdekatan dengan negeri tersebut.
  3. Qarnin (qarnilmanazil), ini adalah miqat bagi orang yang datang dari Nejd.
  4. Dzatu ‘irqin’ adalah miqat bagi orang-orang yang datngnya dari iraq.
  5. Yalamlam, ini adalah miqat bagi orang yang datang dari jurusan yaman, india dan termasuk indonesia.

Jika ada orang yang belum melaksanakan miqat-miqat tersebut dan belum melaksanakan ihram, mereka wajib kembali ke miqat atau tempat yang sejajar dengan itu, kemudian baru ihram. Jika tidak dapat, wajib baginya membayar dam. Sedangkan orang yang mendahulukan ke madinah sebelum ke mekkah, maka ihramnya dari Bir Ali dan tidak perlu membayar dam (denda).

 

 

 

 

Tinggalkan komentar

You cannot copy content of this page