Ketua PBNU: Abah Anom Meninggal, Tanda Kiamat

Ketua PBNU: Abah Anom Meninggal, Tanda Kiamat

Meninggalnya Abah Anom seorang Wali Allah Mursyid Kammil Mukammil Abah Anom

Meninggalnya KH Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin atau yang lebih dikenal dengan Abah Anom pimpinan pondok pesantren Suryalaya, Kecamatan Pageurageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, meninggalkan duka yang mendalam bagi banyak kalangan.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU, KH Said Aqil Siradj, mengatakan wafatnya almarhum merupakan salah satu tanda hari akhir, tatkala orang-orang saleh dan berilmu dipanggil oleh Sang Khalik.

Said mengimbau masyarakat khusunya warga NU untuk melaksanakan salat Ghaib di wilayah masing-masing. Salat Ghaib ini ditujukan sebagai penghormatan doa agar segala amal almarhum dapat diterima di sisi-Nya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menyampaikan takziyah atas wafatnya Abah Anom. Kepergian almarhum menghadap Sang Khalik adalah kehilangan besar bagi umat Islam. “Kita semua kehilangan,” kata Din di Jakarta, Senin (5/9).

Sementara itu Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengaku juga turut berduka cita atas meninggalnya Abah Anom. Ia mengatakan Abah Anom adalah ulama sepuh yang bukan hanya mengajarkan kitab-kitab secara konvensional.

“Umat Islam dan bangsa Indonesia kehilangan beliau. Semoga beliau mendapat tempat yang layak di sisi-Nya,” ujar Mahfud.

Rasa kehilangan terhadap almarhum juga diungkapkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Dia bersama istri datang langsung ke rumah duka pada Senin tengah malam untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga.

Ungkapan belasungkawa juga datang dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan mengirimkan karangan bunga. “Kita dan masyarakat Jawa Barat merasa kehilangan salah satu putra terbaiknya,”ujar Ahmad Heryawan, Selasa, 6 September 2011 dini hari di rumah duka.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – Puluhan Ribu pelayat, sebagian besar para ikhwan, mengiringi jenazah KH A Shohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom), menuju tempat peristirahatannya terakhir di Kompleks Pemakaman Abdullah Mubarak, Pondok Pesantren Suryalaya, Selasa (6/9).

Tepat pukul 09.00 WIB, jasad Abah Anom dikebumikan di samping makam ayahandanya, Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad. Gema takbir tak henti-hentinya dikumandangkan para pelayad sejak jenazah diusung dari dalam Masjid Nurul Asror menuju Puncak Suryalaya (kompleks pemakaman) yang jaraknya sekitar 100 meter.

Sepanjang jalan menuju kompleks pemakaman, puluhan ribu pelayad berbaris dan member jalan untuk jenazah almarhum. Mereka tak henti-hentinya mengumandangkan takbir dan tahlil untuk almarhum.

Sebagian besar pelayad sudah berada di Pondok Pesantren Suryalaya sejak Senin (5/9) siang. Mereka rela bermalam di dalam masjid, pesantren, ruang kelas, bahkan menginap di rumah-rumah penduduk di sekitar pesantren.

Mereka berasal dari wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera, dan sejumlah wilayah di tanah air. Bahkan tak sedikit para pelayat yang juga jamaah Thariqoh Qadiriyah Naksabandiyah (TON) dari mancanegara hadir dalam acara pemakaman tersebut.

Mendung dan rintik hujan mengiringi prosesi pemakaman almarhum Abah Anom. Upacara pemakaman dipimpin KH Drs Sandisi. Sedangkan sambutan dari pihak keluarga disampaikan KH Zainal Abidin Anwar.

Upacara pemakaman ditutup dengan tahlil yang dipimpin oleh KH Nur Anom Mubarok. Sejumlah pejabat Muspida Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis, hadir dalam pemakaman tersebut.

Abah Anom wafat Senin (5/9) sekitar pukul 11.50 WIB di Rumah Sakit Tasikmalaya Medical Center (TMC) dalam usia 96 tahun. Almarhum adalah putra kelima Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya, Kampung Godebag, Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pageurageung, Kabupaten Tasikmalaya.

Meski almarhum telah dimakamkan tepat pukul 09.00 WIB, ribuan pelayat terus mendatangi tempat pemakaman tersebut. Mereka datang dari berbagai penjuru tanah air. Mereka mengaku sangat kehilangan atas sosok guru yang rendah hati tersebut.

“Beliau adalah panutan kami. Tutur kata dan perbuatannya seirama. Sulit menemukan sosok ulama seperti beluai,” ujar Sidiq, pelayat asal Jakarta ini.

Mantan gubernur Jawa Barat, H Danny Setiawan, menilai Abah Anom adalah tokoh kharismatik yang bertumpu pada nilai-nilai ilahiah. Almarhum, kata dia, juga sosok pendidik yang sarat dengan metoda didik kewibawaan kearifan lokal yang agamis.

“Semua orang memberi apresiasi karena kharisma keistiqomahannya dalam satu kata dan perbuatan,” ujar dia yang mengenal Abah Anom sejak menjadi pegawai negeri puluhan tahun lalu. ( http://esq-news.com/2011/berita/09/06/ketua-pbnu-abah-anom-meninggal-tanda-kiamat.html )

Pengikut Abah Anom Jutaan Orang

TASIKMALAYA–MICOM: Dari Kota Bogor, diperkirakan sekitar 1.000 anggota TQN Suryalaya berangkat ke kediaman Abah Anom untuk mengantarkan sang guru ke tempat peristirahatan terakhir yang berlokasi di kompleks Pesantren Suryalaya.

Yayasan Pesantren Serba Bakti Suryalaya Perwakilan Kota Bogor memiliki ratusan organisasi manaqib yang tersebar di penjuru kota. Tiap manaqib memiliki sekitar 500 jamaah. Jamaah manaqib Suryalaya se-Kota Bogor mencapai 40 ribu orang.

“Pesantren Suryalaya memiliki banyak jamaah yang tersebar di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara. Khusus untuk Jawa Barat, setiap kabupaten/ kota terdapat ratusan organisasi manaqib Toriqot Qodiriyah Naqsabandiyah Suryalaya,” kata Edgar Suratman, Ketua Yayasan Pesantren Serba Bakti Suryalaya Perwakilan Kota Bogor.

Pengikut Toriqot Qodiriyah Naqsabandiyah Suryalaya yang dipimpin Abah Anom dari Dalam dan Luar Negeri diperkirakan mencapai jutaan orang.

KAROMAH ABAH ANOM

Abah anom sang Wali Allah

Banyak berbagai macam ratusan karomah bahkan lebih dari sang wali Allah ini diantaranya:

Silahkan kunjungi informasi karomah-karomah abah anom sang wali Allah di alamat ini (klik lansung) di: https://daikembar.com/category/abah-anom-mursyid-dan-karomah/page/2

Abah Anom

You cannot copy content of this page