Ijma Pada Masa Lalu

Ijma Pada Masa Lalu

Ketika Islam telah meluas dan para fuqaha shahabat banyak yang pindah ke negeri Islam yang baru maka timbulah usaha-usaha untuk mengatasi kejadian-kejadian baru yang dihadapi manusia dengan silih berganti sesuai dengan kemajuan yang terus berkembang.

Sekiranya ijtihad Jama’i atau ijtihad Fardy dalam mentahkikan hukum tidak boleh, sedang nash-nash terbatas pada yang telah ada, maka akan dialami kesempitan hidup, dalam hal ini tentu harus ada jalan keluar yaitu melalui musyawarah untuk mencapai ijma.

Jadi Ijma pada masa lalu bukanlah hanya kemungkinan tetapi memang sudah jelas adanya sebagaimana contoh ulama mujtahidin telah lama, seperti:

  1. Sepeninggal Nabi Kaum Muslimin telah ijma membai’at Khalifah Abu Bakar untuk menjadi Khalifah.
  2. Para Ulama telah sepakat haramnya lemak babi, nenek mendapat 1/6, cucu terhijab oleh anak laki-laki, dan banyak lagi.

Tetapi sebagian diri ulama Syi’ah dan Khawarij tidak mengakui adanya ijma di masa lalu sehingga tidak mengakui atas kehujjahan ijma dan tidak mengakui pula atas keabsyahan khalifah Abu Bakar.

Tinggalkan komentar

You cannot copy content of this page