Filsafat Ibnu Rusyd

IBNU RUSYD DAN PEMIKIRANNYA

Ibnu rusyd memiliki nama aslinya yaitu Abul Wahid Muhammad bin Muhammad ibnu Rusyd yang dilahirkan di  Cordova, tahun 1126 M. Ia berasal dari keluarga para Hakim di Andalusia (Spanyol). Beliau meninggal dalam usia 72 tahun pada tahun 1198 M.

BUAH PEMIKIRAN IBNU RUSYD

  1. 1.            FILSAFAT TIDAK BERTENTANGAN DENGAN ISLAM

Menurut beliau, filsafat itu tidak bertentangan dengan Islam, bahkan beliau mewajibkan kepada umat Islam dan sekurang-kurangnya menganjurkan untuk mempelajari filsafat. Karena filsafat tugasnya ialah berfikir tentang wujud untuk mengetahui Maha Pencipta semua yang ada. Ini. Dan dalam al-qur’an sendiri banyak kata-kata menyuruh manusia untuk berfikir tentang wujud dan alam sekitarnya untuk mengetahui Tuhan. Seperti dalam Al-Qur’an ada kata-kata: la-aayaatil li-ulil albaab (tanda-tanda bagi orang yang berfikir), afalaa yatadabbaruun (apakah mereka tidak renungkan), afalaa yangdhuruuna (apakah tidak mereka lihat), i’tabiruu (perhatikanlah), afalaa ya’lamuun (apakah tidak mereka ketehui) dan sebagainya.

  1. 2.            PEMBELAAN TERHADAP FILOSO-FILOSOF

Ibnu Rusyd membela pemikiran para filosof yang telah di kritik oleh Imam Al-Ghazali.

3 (Tiga) pemikiran filosof yang dikritik oleh Imam Al-Ghozali yaitu:

1)      Alam bersifat kekal

2)      Tuhan tidak mengetahui rincian yang terjadi di alam ini

3)      Pembangkitan jasmani tidak kekal

Alasan Ibnu Rusd membela terhadap pemikiran para filosof:

Alam itu bersifat kekal, karena tidak ada ayat yang menunjukan Tuhan pada mulanya berwujud sendiri, yaitu tidak ada wujud selain diriNya dan barulah dijadikan ala mini hanyalah penafsiran mutakalimin (para ahli Ilmu Kalam) saja. Ibnu Rusyd berpendapat alam ini benar diwujudkan tetapi diwujudkan terus menerus, dengan kata lain alam adalah kekal. Dengan demikian pendapat para folosof tentang kekekalan alam tidaklah bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan juga tidak ada ayat yang tegas menjelaskan bahwa alam diadakan dari tiada.

Tuhan tidak mengetahui rincian yang terjadi di alam ini, Ibnu Rusyd menjelaskan bahwa yang dikatakan para filosof, ialah bahwa Pengetahuan Tuhan tentang perincian yang terjadi di alam tidak sama dengan pengetahuan manusia tentang perincian itu. Pengetahuan bersifat efek dan baharu sedang pengetahuan Tuhan bersifat sebab yang Qodim.

Tidak ada pembangkitan jasmani di akhirat, Ibnu Rusyd mengatakan bahwa Imam Al-Ghazali telah mengatakan hal-hal yang bertentangan  dalam Tahafutul Falasifah yang mengatakan bahwa pembangkitan jasmani itu ada sedangkan dalam bukunya yang lain mengatakan bahwa  pembangkitan bagi kaum sufi (termasuk Imam Al-Ghazali seorang sufi) hanya dalam bentuk ruhani dan tidak dalam bentuk jasmani.

Itu salah satu pemikiran Ibnu Rusyd silahkan anda kunjungi pemikiran filsafat lainnya di antaranya filsafat Al-Ghazali, Filsafat Al-Farabi, Filisafat A-Farabi, Filsafat Ibnu Sina

 

BAGAIMANA MENURUT PANDANGAN ANDA TENTANG PEMIKIRAN ATAU FILSAFATNYA IBNU RUSYD TERSEBUT?

You cannot copy content of this page