Menuju Taubat

Taubat

Syekh Abdul Qodir Jaelani dalam Fathu Rabbani, beliau memberikan fatwa:

Wahai manusia!, capailah dan peliharalah pintu hidup ini selagi masih terbuka, mungkin dalam waktu dekat pintu ini akan segera ditutup kembali, yakni dengan tercabutnya rohmu dari kerongkangan. Perihalalah tingkah lakumu yang baik, mumpung kamu masih bisa mampu melakukannya. Masukilah pintu taubat mumpung masih terbuka bagimu. Jauhlah pintu-pintu dosa, karena pintu-pintu dosa itu senantiasa terbuka lebar untukmu.

Wahai hamba Allah, bangunlah dirimu dari segala sesuatu yang menggoncangkanmu, sucikanlah dirimu dari sesuatu yang mengotorimu perbaikilah dirimu dari sesuatu yang merusakmu, jernihkanlah dirimu dari keruh kotormu, kendalikan dirimu dari kesenangam yang kamu ambil, kembalilah kepada Tuhanmu yang kamu jadikan tempat kembali”.

Allah Swt.telah berfirman dalam Al-Qur’an (S.Tahrim:8):

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhanmu menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukanmu kamu ke dalam surga yang sungai-sungai mengalir di bawahnya, padi hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang beriman yang bersama dengannya;sedangkan cahaya mereka memancar dihadapan dan di sebelah kanan mereka: “Ya Tuhan kami sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilh kami; sungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Dalam kitab Hidayatul Adzkiya dikatakan:

“Maka taubat itu merupakan kunci dari segala ibadah dan dasar yang mencakup semua setiap kebaikan”.

Dalam Al-ghunyah hal 116, taubat menurut bahasa artinya kembali ( ).Dan menurut istilah (umum)atau (Taibun)orang yang bertobat yaitu kembali dari segala yang dicela syariat menuju apa yang dipujinya, dan mengetahui bahwa berbagai dosa dan kemaksiatan adalah pembinasa dan dapat menjauhkan dari Allah dan surganya. Taubat secara (khusus)atau (Tawwab) ialah dimana setelah hamba meraih taubat umum tadi, ia melanjutkan amal-amal baik ke tempat “ma’rifat” dari dekat ke Qurbah;dri kenikmatan jasmani kepada kenimatan rohani; yaitu meninggalkan sesuatu selain Allah, bermesra-mesraan dengan Allah dan melihat kepada Allah dengan pandangan yakin.(Tawwab) Taubat khusus lil khusus atau (al-Inabah):

Kembali segala sesuatu hanya kepada Allah,dan masuk pada tangga Qurbah alam terakhir dan hanya memandang zat Allah semata”.

Syarat taubat:

1. Menyesali diri dengan hati atas dosa yang telah lalu.

2. Beristighfar dengan lisan .

3. Berazam tidak akan lagi melakukan dosa lagi.

Sebagian ulama telah berkata: Taubat seseorang bisa diketahui dengan empat perkara:

1. Dia mencegah lidahnya dari ngobrol, menggunjing, mengadu domba, dan berdusta.

2. Dia tidak melihat dalam hatinya kedengkian atau permusuhan terhadap seseorang pun..

3. Dia tinggalkan kawan-kawan yang berprilaku buruk dan tidak bersahabat dengan seorang pun dari mereka.

4. Bersiap-siap untuk mati, menyesal atas dosa, memohon ampun atas dosa-dosanya yang telah lewat, dan bersungguh-sungguh dalam melakukan ketaatan-ketaatan pada Tuhannya.

Tanda-tanda taubat yang diterima oleh Allah ada empat:

1. Putus hubungan dengan kawan-kawannya yang tidak baik, dan bersahabat dengan orang-orang solihin.

2. Menghentikan semua ma’siat dan rajin melakukan ta’at.

3. Hilang rasa kesenangan kepada dunia kepada hatinya, dan ingat selalu akan kesusahan akhirat.

4. Percaya pada jaminan Allah dalam soal rizqi lalu sibuk mengerjakan perintah Allah.

Kemudian ia berhak dari orang-orang,empat macam:

1. Mereka cinta kepadanya.

2. Mereka akan memeliharanya dengan selalu mendoakannya.

3. Mereka lupa akan dosa-dosanya yang lalu.

4. Mereka selalu mendekat dan membantu serta mendekatinya.

Dan Allah akan memulyakannya dengan empat macam:

1. Melepaskannya dari dosa, sehingga seolah-olah tidak pernah berdosa.

2. Dicintai oleh Allah.

3. Dipeliharanya dari gangguan syaithan.

4. Diamankan dari rasa takut sebelum keluar dari dunia.

Rasulullah bersabda:

“Seluruh anak cucu Adam gemar berbuat salah dan sebaik-baik orang yang gemar berbuat salah adalah mereka yang banyak bertaubat”.

Diriwayatkan dari Ibnu Abas r.a.bahwa telah bersabda Rasulullah Saw.:

“Binasalah orang yang suka menunda-nunda”.

Tinggalkan komentar

You cannot copy content of this page